Bangkit dengan Pendidikan

            Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh bagi perkembangan suatu individu dan kemajuan suatu bangsa. “Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukannya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat”(Prof. H.Mahmud Yunus, dikutip dari ‘tesispendidikan.com’). Hal ini menunjukkan dengan pendidikan yang baik maka sumber daya manusianya juga akan sangat baik, dan dapat dimanfaatkan sebagai motor penggerak bagi program-program yang dicanangkan oleh pemerintah itu sendiri.
            Pelaksanaan pendidikan membutuhkan keseriusan dan dana yang tidak sedikit. Para pengajar harus dibekali dengan pengetahuan yang baik untuk dapat memberikan ilmu yang dimilikinya kepada anak-anak muridnya. Pengajar juga harus memiliki kemampuan non-verbal yaitu sikap penyayang yang dapat membuat murid-muridnya nyaman dalam menyerap apa yang disampaikan oleh pengajar itu sendiri. Hal inilah yang saat ini sulit untuk dilakukan oleh pengajar saat ini. Sikap rendah hati dan mau menerima kritik sudah sangat kurang dalam lingkungan pengajar dalam saat ini. Pengajar cenderung tidak terima jika anak didiknya melakukan kritik padanya. Rasa sakit hati sangat mudah timbul sehingga berdampak pada proses pengajaran yang diberikan.
            Faktor yang paling penting dalam komunikasi pembelajaran pendidikan adalah dari dalam diri murid itu sendiri. Kebanyakan murid tidak mau menerima pelajaran yang diberikan jika mereka tidak menyukai guru pengajarnya. Murid juga tidak akan mau atau akan banyak memberikan protes jika ada pekerjaan ruamh yang diberikan oleh gurunya. Dan yang paling miris adalah murid bersekolah hanya untuk memperoleh nilai yang baik tanpa memperdulikan apakah memang dia memahami topik yang sedang dipelajarinya.Hal itu mendorong para siswa/i menghalalkan segara cara untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memikirkan apa akibatnya untuk kedepan.
            Mencontek menjadi hal yang sering kita jumpai dalam proses pembelajaran di sekolah. Para siswa seakan tidak takut lagi untuk melakukan perbuatan mencontek dan menjiplak pekerjaan kawannya. Nilai yang tinggi tanpa persiapan yang matang menjadi alasan klasik yang selalu diberikan oleh para siswa yang ketahuan melakukan perbuatan curang tersebut. Hampir 92% siswa di Indonesia pernah melakukan perbuatan mencontek, biak mencontek dalam ujian dan mencotek dalam pekerjaan rumah atau tugas harian.
            Perbuatan mencontek tersebut akan memperngaruhi daya tangkap dan proses pembelajaran yang sedang dijalani siswa tersebut. Siswa tersebut akan sangat sulit untuk memahami pelajaran yang terkait dengan pelajaran yang diconteknya karena tidak memiliki dasar yang baik di pelajaran sebelumnya. Akibatnya adalah siswa tersebut akan sangat tertinggal dari teman-temannya yang tidak menyontek. Hal terakhir yang akan dialami adalah Drop Out dari sekolah karena ketidakmampuan tersebut.
            Jika berkaca ke arah yang lebih global mencontek akan mengakibatkan pihak yang terkait kehilangan kepercayaan diri. Dia tidak akan merasa bangga akan nilai yang diperoleh,dan akan terus dibayangi rasa bersalah karena telah melakukan hal tersebut.Hal tersebut akan berakibat negatif bagi perkembangan si anak tersebut. Si anak tersebut tidak akan mampu menatap dunia luar dan tidak sanggup bersaing dengan dunia luar yang penuh dengan persaingan.
            Tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan, pendidikan juga sangat erat hubungannya dengan soft skill yang harus dimiliki masing-masing individu. Para perusahaan ternama tidak hanya melihat nilai IPK yang tinggi tetapi juga harus dibarengi dengan soft skill yang baik juga. Salah satu soft skill yang harus dimiliki yang terpenting adalah komunikasi. Banyak orang yang pintar di atas kertas tapi tidak dibarengi dengan kepintaraan komunikasi pula sehingga tidak mampu menyampaikan apa yang memang sudah dikuasainya tersebut.
            Selain dari pengajar dan siswa nya sendiri, pendidikan tersebut juga sangat susah bila dijangkau ke pelosok-pelosok daerah dan daerah yang jauh dari perkotaan. Akses pendidikan yang sangat sulit mengakibatkan banyak anak-anak yang buta akan ilmu hitung dan ilmu baca sehingga sangat rentan dengan yang namanya penipuan.
            Apakah memang pemerintah tidak memperhatikan pendidikan di daerah tertinggal seperti di daerah pedalaman??? Apakah memang pendidikan itu hanya ditujukan untuk sekolah-sekolah yang ada diperkotaan dengan latar belakang keluarga yang kaya dan berkecukupan?? Jawabannya sudah pasti tidak. Pemerintah memberikan anggaran yang besar bagi pengingkatan pendidikan di negeri ini. Jadi yang salah dimanya??, di pelakunya atau memang di sistem yang berlaku saat ini??.
            Pemerintah sudah menetapkan anggaran pendidikan untuk masing-masing daerah. Dan anggaran dari pemerintah tersebut tidak bulat sepenuhnya langsung diterima oleh masyarakat yang berada jauh dari ibukota. Potongan di tiap “persimpangan jalan” sepertinya sudah sangat biasa terjadi disetiap proses kegiatan penganggaran demikian. Pemotongan-pemotongan tersebut akan berdampak pada tidak maksimalnya penyelenggaraan pendidikan di daerah-daerah tertinggal tersebut. Harapan pemerintah yang sebelumnya sangat besar tidak terealisasi dengan baik karena sebagain besar dana yang dicairkan masuk ke kantong-kantong para setan rakus pemimpin negara ini.
            Selain faktor dari pemerintah hal yang paling penting mendorong perkembangan pendidikan di daerah-daerah pedalaman adalah putera daerah yang mau mengabdi membantu, dan memfasilitasi berjalannya program pendidikan di tanah kelahirannya.
            Berkaca dari pengalaman kecil yang pahit, dan perjuangan untuk hidup yang berat. Mereka sudih kembali ke desanya untuk memperbaiki pola pikir putera-puteri di desanya agar berpikiran lebih luas untuk menantang dunia dan menaklukkannya. Membantu anak-anak yang tidak mampu membayar uang sekolah dengan menyediakan beasiswa, menjadi salah satu langkah untuk memperbaiki pendidikan bangsa di daerah tertinggal yang jauh dari perkotaan.
            Mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk anak-anak miskin yang tidak mampu untuk bersekolah, dengan fasilitas yang tidak kalah dengan fasilitas pendidikan di kota besar menjadi pemacu belajar tinggi bagi anak-anak daerah yang pintar tetapi tidak memiliki biaya untuk bersekolah.
            Dengan pembelajaran berbasih karakter, setiap siswa diharuskan untuk bertindak cepat tepat dan disiplin demi untuk mewujudkan dan membentuk anak-anak bangsa yang akan melanjutkan roda pemerintahan bangsa dan negara Indonesia. Dengan hidup yang telah terbiasa disiplin dan dibekali dengan iman dan kepercayaan, maka para putera-puteri bangsa tersebut dapat membangun kembali desanya, meneruskan pengabdian yang telah dilakukan oleh penerusnya dan dalam skala yang global bukan tidak mungkin memeperbaiki sistem pemerintahan di bangsa ini yang belum berjalan dengan baik.
            Nengara kita bukan kekurangan orang-orang yang pintar, dan negara kita bukan tidak memiliki para peneliti yang berkualitas baik yang tidak kalah dengan para peneliti di luar negeri, tetapi negara kita sangat krisis orang-orang yang bisa dipercaya dan tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia yang tiap hari dijalaninya.
            Para koruptor bukanlah orang-orang yang tidak berpendidikan, bukan juga lahir dari latar belakang yang memang kekurangan. Tetapi mereka tidak dibekali dengan karakter yang baik sehingga mereka hanya ingin memuaskan diri mereka sendiri tanpa memperhatikan tugas dan tanggung jawab yang diemban, dan tidak melihat bagaimana akibat dari tindakan yang dilakukannya.
            Penghargaan akan pendidikan di negara ini masih sangat kurang. Para peniliti sangat susah untuk mengembangkan penelitiannya karena pemerintah kurang ingin membantu dalam hal finacial. Pemerintah sepertinya mengabaikan kegiatan-kegiatan para peneliti dalam negeri yang sedang melakukan riset untuk perkembangan negeri ini, sehingga tidak sedikit para peneliti yang pindah keluar negeri karena kalau boleh melihat dari kaca mata masyarakat umum, negara di negara-nergara di luar negeri sangat menghargai betul jika seseorang sedang melakukan penelitian yang berpengaruh bagi mereka dan mau untuk membantu dalam hal materi dan kemudahan lainnya. Hal inilah yang belum kita miliki saat ini.
            Proses pendidikan juga akan berjalan dengan baik, jika para peneliti-peneliti tersebut juga dibiayai dengan baik. Dampak besar yang akan didapatkan adalah, jika seandainya penelitian tersebut mampu menyedot perhatiaan dunia maka tidak akan mungkin jika perusahaan-perusahaan besar di negara asing akan berinvestasi di Indonesia. Dan dampak yang paling besar adalah, keuntungan dari investasi tersebut bisa untuk meningkatkan kebutuhan-kebutuhan terkhusus dalam bidang pendidikan.
            Dengan adanya kegiatan-kegiatan penelitian tersebut maka akan membuka lebih banyak lapangan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh para sarjana-sarjana yang lulus dari perkuliahannya. Dan apabila penelitian tersebut dilakukan di daerah-daerah tertinggal tersebut maka daerah tersebut akan terangkat dan pola pendidikan pun perlahan-lahan akan membaik.
            Tapi memang dalam melaksanakan kegiatan besar yang seperti ini diperlukan sumber daya manusia yang bisa dipercaya dan mampu bekerja dalam tim. Tidak mudah dibeli dengan uang dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.
            Salah satu penghalang berkembangnya pendidikan adalah sikap dari siswa sudah puas hanya menerima pelajaran yang ada di sekolah. Siswa tidak mau mengembangkan apa yang diperoleh nya disekolah dengan kegiatan-kegiatan yang kreatif yang dapat berpengaruh ke dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga pengetahuan yang dimilki tidak berkembang dan hanya terkurung dalam pola kehidupan yang sangat minim yang tidak mampu bersaing di lingkungan yang lebih global.
            Kurikulum juga menjadi hal yang sangat mendasar bagi berjalannya proses belajar -mengajar. Penyusunan kurikulum yang asal-asalan menjadi faktor utama untuk menghambat proses berjalannya program belajar mengajar.

            Pendidikan hanya bisa berjalan dengan baik apabila ada kesinergisan antara penyelenggara dengan pelaksana di lapangan. Sistem pengajaran yang menyenangkan juga akan mendukung siswa/siswi untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat berkembang untuk kemajuan bangsa dan membangun desa-desa yang tertinggal akan pendidikan.

Komentar

Postingan Populer