Pendusta Proklamasi
Kemerdekaan ’45
kita sudah dalam genggaman ibu pertiwi
Indonesia raya
kita telah menggelegar dengan kumandang semangat para pahlawan
Warisan para patriot veteran
bangsa kini berpijak di atas ibu pertiwi
Hadiah bagi anak
cucu, titipan dari para pendahulu
Kini para pahlawan menangis dari
peristirahatan terakhir
Menyaksikan warisan itu kini hanya
terbuang sia-sia
Tertindas oleh para pemuka
pemerintahan yang berkuasa
Yang berkamuflase di dalam jabatan
yang di genggam
Terpilih dengan
membeli suara para pengemis-pengemis sampah
Menjual suara hanya
demi recehan yang tiada arti
Membanggakan
seorang kanibal buas penghancur
harapan bangsa
Yang mengerup
hak-hak gelandangan dan pengamen di jalanan
Duduk di rumah besar bak istana raja
Berdiskusi sana sini tentang gono
dan gini busuk
Di antara beberapa pemimpin yang
bermimpi di meja sidang
Menonton sembari
bercengkrama dengan telepon genggam masing-masing
Pelajar kini
bukanlah berperan sebagai pelajar
Pengajar kini
bukannlah menjadi seorang teladan
Narkoba,
pornografi, dan perkelahian seakan menjadi menu utama yang tidak bisa
terlewatkan
Tanpa peduli
akan masa depan dan kesejahteraan bangsa ke depan
Apakan ini warisan dari kemerdekaan
yang telah diberikan kepada kita?
Apakah ini yang diinginkan oleh para
pendahulu bangsa kita?
Kita kini hanya sebuah sampah yang
tidak mampu berkembang di negara sendiri
Dan kita hanya seorang penghianat
dari janji proklamasi yang telah di merdekakan


Komentar
Posting Komentar